• 沒有找到結果。

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Share "PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER"

Copied!
51
0
0

加載中.... (立即查看全文)

全文

(1)

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

Modul Pelatihan

Bagi Komite Sekolah

2017

REPUBLIK INDONESIA

(2)

TIM PENYUSUN MODUL

Tim Penasihat Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Didik Suhardi, Ph.D. , Sekretaris Jenderal Hamid Muhammad, M.Sc., Ph.D., Dirjen Dikdasmen Sumarna Surapranata, Ph.D., Dirjen Guru dan Tendik Ir. Totok Suprayitno, Ph.D, Kepala Balitbang Ir. Harris Iskandar, Ph.D, Dirjen PAUD dan Dikmas

Dr.Arie Budhiman, M.Si, Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Karakter Dr.James Modouw, M.MT., Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Pusat dan Daerah Ir. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D., Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Daya Saing Prof. Dr. Ilza Mayuni, M.A, Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan Prof. Ir. Nizam, M.Sc.DIC,Ph.D, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Ir. Hendarman, M.Sc., Ph.D., Kepala Pusat Penelitian dan Kebijakan Dikbud Drs. Wowon Widaryat, M.Si., Direktur Pembinaan SD Ditjen Dikdasmen Dr. Supriano, M.Ed., Direktur Pembinaan SMP Ditjen Dikdasmen

Dra. Poppy Dewi Puspitawati. M.A, Direktur Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK Dra. Garti Sri Utami, M.Ed., Direktur Pembinaan Tendik, Ditjen GTK

Drs. Sukiman, M.Pd., DIrektur Pembinaan Pendidikan Keluarga, Ditjen PAUD dan Dikmas

Tim Penyusun Modul

Doni Koesoema A. M.Ed., Koordinator Tim Penyusun Modul, Tenaga Ahli PASKA Kemdikbud Rien Safrina, MA.,Ph.D., Universitas Negeri Jakarta

Dra. Arba’iyah Yusuf, MA, Konsultan Pendidikan, Dosen UIN Sunan Ampel Indarti M.Pd., Yayasan Pendidikan Islam Nasima Semarang

Prof. Dr. Ahman, M.Pd., Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.Pd.,S.IP.,M.Si., Universitas Pendidikan Indonesia Prof. Dr. Sofyan Sauri, M.Pd., Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Mamat Supriyatna, M.Pd., Universitas Pendidikan Indonesia Dr. Yadi Ruyadi, M.Si., Universitas Pendidikan Indonesia Dra. Hj. Lise Chamijatin, M.Pd., Universitas Muhammadiyah Malang Sri Hidayati, S.Si, M.Si., Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Sulastri., Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Odo Hadinata., Direktorat Pembinaan Guru Dikdas Ditjen GTK

Ir. Ferry Yulmarino, M. Ed., Direktorat Pembinaan Tendik Dikdsmen Ditjen GTK Erry Utomo, Ph.D.,Puskurbuk

Drs. Sutjipto, M.Pd., Puskurbuk Dra. Mariati, M.Pd., Puskurbuk Dr. Lili Nurlaili,. M.Ed., Puskurbuk Drs. Ariantoni., Puskurbuk

Dr. Tita Lestari., Disdik Kab. Bandung Jabar, BAN-SM Itje Chodidjah, MA., Pelatih Guru, Anggota Dewan Pendidikan DKI Drs. Christian Nurseto, M.Pd., Disdik Kab. Ponorogo Jatim Drs. H. Dedi Kusmayadi Suwardi, M.Si., Disdik SDN 1 Banjar Jabar Dra. Ida Afrida, M.MPd., Disdik Tangerang Selatan

Waluyo, S.Pd., M.Pd., Disdik Kota Magelang

Agus M Solihin, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Ditjen PAUD dan Dikmas Lestari Yuniarti., Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Ditjen PAUD dan Dikmas Rizki Muhammad Ramdhan, S.Pd., Tim Staff Ahli Menteri Bidang Pembangunan Karakter Dyon Iskandar Setiawan, S.S., Tim Staff Ahli Menteri Bidang Pembangunan Karakter

Editor Bahasa

Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd.

Desain Sampul dan tata letak Zaitun Y.A. Kherid, M.Pd.

Sekretariat

TIM PPK Kemendikbud

Gedung A Lantai 2 Komplek Kemendikbud. Jl. Jendral Sudirman, Jakarta. Telp. (62-21) 57950176 Website: http://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id ; email: pendidikankarakter@kemdikbud.go.id

(3)

Sambutan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Bangsa besar adalah bangsa yang memiliki karakter kuat berdampingan dengan kompetensi yang tinggi, yang tumbuh dan berkembang dari pendidikan yang menyenangkan dan lingkungan yang menerapkan nilai-nilai baik dalam seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Hanya dengan karakter yang kuat dan kompetensi yang tinggilah jati diri bangsa menjadi kokoh, kolaborasi dan daya saing bangsa meningkat sehingga mampu menjawab berbagai tantangan era abad 21.

Untuk itu, pendidikan nasional harus berfokus pada penguatan karakter di samping pembentukan kompetensi.

Penguatan karakter bangsa menjadi salah satu butir Nawacita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Komitmen ini ditindaklanjuti dengan arahan Presiden kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan. Atas dasar ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) secara bertahap mulai tahun 2016.

Penguatan Pendidikan Karakter bukanlah suatu kebijakan baru sama sekali karena sejak tahun 2010 pendidikan karakter di sekolah sudah menjadi Gerakan Nasional. Satuan pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter bangsa karena memiliki sistem, infrastruktur, dan dukungan ekosistem pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari perkotaan sampai pedesaan. Sudah banyak praktik baik yang

(4)

dikembangkan sekolah, namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan untuk memastikan agar proses pembudayaan nilai-nilai karakter berjalan dan berkesinambungan. Selain itu, sangat diperlukan kebijakan yang lebih komprehensif dan bertumpu pada kearifan lokal untuk menjawab tantangan zaman yang makin kompleks, mulai dari persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa sampai kepada persaingan global. Kebijakan ini akan menjadi dasar bagi perumusan langkah-langkah yang lebih konkret agar penyemaian dan pembudayaan nilai-nilai utama pembentukan karakter bangsa dapat dilakukan secara efektif dan menyeluruh.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Tim yang sudah menyusun dan menerbitkan buku-buku Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terdiri dari Konsep dan Pedoman PPK, Panduan Penilaian PPK, Modul Pelatihan PPK bagi Guru, Kepala Sekolah, Pengawas dan Komite Sekolah, serta Pedoman Pelaksanaan Pelatihan Calon Pelatih PPK. Buku-buku ini akan menjadi rujukan bagi sekolah dan seluruh pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan penguatan pendidikan karakter di sekolah.

Saya berharap PPK dapat terlaksana dengan baik dan menghimbau dukungan orang tua, komite sekolah, pengawas, perguruan tinggi dan masyarakat luas untuk memberikan masukan bagi pelaksanaan dan penyempurnaan kebijakan PPK ini.

Semoga PPK dapat menumbuhkan semangat belajar dan mengoptimalkan potensi peserta didik sehingga menjadi warga negara yang memiliki karakter kuat, mencintai bangsanya dan mampu menjawab tantangan era global. Selamat berkarya.

Muhadjir Effendy

(5)

Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan iii

Daftar Isi v

PENDAHULUAN 1

1. Rasional 1

a. Nawacita dalam Pendidikan 1

b. Pentingnya Penguatan Pendidikan Karakter 2

2. Tujuan 2

3. Sasaran 3

4. Indikator Keberhasilan 3

5. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Pelatihan 4

6. Cara Mempergunakan Modul 5

7. Struktur Tiap Modul 6

MODUL 1 9

Kebijakan dan Konsep Dasar PPK

MODUL 2 12

PPK Berbasis Kelas

MODUL 3 16

PPK Berbasis Budaya Sekolah

MODUL 4 20

PPK Berbasis Budaya Masyarakat

Daftar Isi

(6)

MODUL 5 25 Panduan Penilaian PPK

MODUL 6 28

Desain Rencana TIndak Lanjut

Lampiran I 38

Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah

Lampiran II 42

PPK Berbasis Budaya Sekolah

Daftar Pustaka 45

(7)

PENDAHULUAN

1. Rasional

a. Nawacita dalam Pendidikan

Salah satu butir Nawacita Presiden Joko Widodo adalah memperkuat pendidikan karakter bangsa. Presiden Joko Widodo ingin melakukan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang akan diterapkan di seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di dalam dunia pendidikan.

Pendidikan karakter sudah pernah diluncurkan sebagai gerakan nasional pada 2010. Namun, gema gerakan pendidikan karakter ini belum cukup kuat. Karena itu, pendidikan karakter perlu digaungkan dan diperkuat kembali menjadi gerakan nasional pendidikan karakter bangsa melalui program nasional Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Lembaga pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter bangsa karena memiliki struktur, sistem dan perangkat yang tersebar di seluruh Indonesia dari daerah sampai pusat. Pembentukan karakter bangsa ini ingin dilaksanakan secara masif dan sistematis melalui program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terintegrasi dalam keseluruhan sistem pendidikan, budaya sekolah dan dalam kerja sama dengan komunitas. Program PPK diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar dan membuat peserta didik senang di sekolah sebagai rumah yang ramah untuk bertumbuh dan berkembang.

Tujuan program PPK adalah menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter bangsa secara masif dan efektif melalui implementasi nilai-nilai utama Gerakan Nasional Revolusi Mental (religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong dan integritas) yang akan menjadi fokus pembelajaran, pembiasaan, dan pembudayaan, sehingga pendidikan karakter bangsa

(8)

sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir dan cara bertindak seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas.

b. Pentingnya Penguatan Pendidikan Karakter

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kelanjutan dan revitalisasi gerakan nasional pendidikan karakter yang telah dimulai pada 2010. Gerakan penguatan pendidikan karakter menjadi semakin mendesak diprioritaskan karena berbagai persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa seperti maraknya tindakan intoleransi dan kekerasan atas nama agama yang mengancam kebinekaan dan keutuhan NKRI, munculnya gerakan-gerakan separatis, perilaku kekerasan dalam lingkungan pendidikan dan di masyarakat, kejahatan seksual, tawuran pelajar, pergaulan bebas dan kecenderungan anak-anak muda pada narkoba.

Selain persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa, Indonesia juga menghadapi tantangan menghadapi persaingan di pentas global, seperti rendahnya indeks pembangunan manusia Indonesia mengancam daya saing bangsa, lemahnya fisik anak- anak Indonesia karena kurang olah raga, rendahnya rasa seni dan estetika serta pemahaman etika yang belum terbentuk selama masa pendidikan. Berbagai alasan ini telah cukup menjadi dasar kuat bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk kembali memperkuat jati diri dan identitas bangsa melalui gerakan nasional pendidikan dengan meluncurkan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang akan dilakukan secara menyeluruh dan sistematis pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

2. Tujuan

Tujuan modul adalah untuk memberikan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan kepada Komite Sekolah/ Orang Tua agar dapat menerapkan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah melalui pendekatan pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat sesuai dengan potensi lingkungan dan kearifan lokal yang ada.

(9)

3. Sasaran

Buku Modul Penguatan Pendidikan Karakter pertama-tama dibuat sebagai pegangan dan panduan bagi para Fasilitator Provinsi dan Sekolah. Fasilitator Provinsi dapat memberikan pelatihan dalam buku ini kepada Komite Sekolah. Fasilitator Sekolah mempergunakan materi pelatihan di dalam buku ini untuk diterapkan di sekolah masing-masing dan mengimbaskannya ke sekolah sekitar. Fasilitator dan Komite Sekolah dapat memanfaatkan buku ini sebagai sumber pembelajaran mandiri untuk memahami Program PPK sesuai dengan tugas dan kewajibannya.

Sasaran pembuatan modul Penguatan Pendidikan Karakter adalah sebagai berikut:

a. modul ini dipergunakan terutama untuk para fasilitator provinsi dan fasilitator sekolah yang akan melatih komite sekolah di sekolah rintisan, mandiri, dan imbas.

b. modul ini juga dapat menjadi bahan bacaan dan pembelajaran mandiri oleh komite sekolah dalam rangka penguatan kapasitas implementasi PPK di lingkungannya masing-masing.

4. Indikator Keberhasilan

Ada beberapa indikator keberhasilan pelatihan. Selama mengadakan pelatihan PPK, fasilitator bisa mencatat beberapa indikator yang menunjukkan keberhasilan pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter. Beberapa indikator yang dapat dilihat dalam diri peserta di antaranya adalah mampu:

a. mengidentifikasi dan melakukan asesmen awal kondisi sekolah dalam rangka Penguatan Pendidikan Karakter;

b. mengidentifikasi implementasi nilai-nilai utama PPK dalam kegiatan pendidikan di sekolah;

c. menemukan persoalan utama sekolah terkait implementasi nilai-nilai utama PPK dan menemukan solusi untuk memperbaikinya;

d. mengidentifikasi para pelaku yang terlibat dalam PPK;

e. memahami tugas diri peserta sebagai salah satu pelaku PPK;

f. memahami implementasi prinsip-prinsip pengembangan PPK;

g. mengidentifikasi budaya dan keutamaan lokal yang bisa mendukung program PPK;

h. mengidentifikasi kelemahan diri dan sekolah dalam menerapkan PPK;

i. merefleksi sejauh mana praksis nilai-nilai utama PPK dalam diri individu

(10)

peserta sehingga peserta mampu mengembangkan diri menjadi lebih baik;

j. memiliki niat dan rencana untuk menerapkan PPK sesuai dengan potensi lingkungan yang ada; dan

k. melakukan evaluasi dan penilaian secara mandiri dan mendesain indikator keberhasilan pelaksanaan PPK.

5. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Pelatihan

Selama melaksanakan pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter, peserta perlu memahami prinsip-prinsip dasar yang dipergunakan selama pelatihan sehingga pelatihan itu sungguh menunjukkan keterlibatan peserta secara aktif dan partisipatif. Untuk itu, ada beberapa prinsip yang perlu dipahami oleh fasilitator agar acara pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter berhasil. Prinsip pelaksanaan kegiatan itu antara lain akan diuraikan berikut ini.

a. Keterlibatan aktif. Keterlibatan aktif peserta sangat diharapkan.

Karena itu, fasilitator mesti mengusahakan agar setiap peserta memperoleh kesempatan untuk berbicara menyampaikan pendapat dan pengalamanannya.

b. Kenyamanan. Perlu diperhatikan kenyamanan peserta sebelum memasuki ke kegiatan selanjutnya. Kenyamanan ini bisa berupa pengaturan tempat duduk, pencahayaan, dan pemaparan dalam presentasi yang dapat dilihat dan dibaca oleh semua peserta.

c. Fokus pada tujuan. Fasilitator perlu fokus pada satu kegiatan agar tuntas. Setiap modul sudah dirancang secara lengkap, karena itu tahapan setiap modul mulai dari awal sampai evaluasi dan refleksi perlu dilakukan dengan baik dan tidak boleh dilewatkan.

d. Perhatian pada dinamika peserta. Fasilitator perlu membiasakan diri dan cermat untuk memahami dinamika peserta sehingga seluruh pelatihan terlaksana dengan baik.

e. Dokumentasi pendapat. Fasilitator perlu mencatat pendapat dan pengalaman peserta, baik saat melaksanakan sesi evaluasi maupun refleksi.

f. Rencana aksi. Setiap kegiatan pelatihan diakhiri dengan penulisan rencana aksi. Ini adalah bagian penting untuk memperkuat pemahaman dan proses penyadaran yang terjadi serta untuk menunjukkan bahwa peserta menangkap maksud pelatihan yang diadakan.

(11)

6. Cara Mempergunakan Modul

Buku modul pelatihan ini didesain sebagai panduan teknis bagi fasilitator dan peserta pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang di dalamnya berisi modul-modul sesuai dengan fokus materi yang disebut dengan modul 1 sampai dengan modul 7 dengan alokasi waktu sekitar 1 jam, paling banyak 6 jam, tergantung dengan kebutuhan. Fasilitator bisa mendesain pemanfaatan modul-modul berdasarkan tema sesuai dengan sasaran peserta pelatihan dan alokasi waktu yang tersedia. Akan lebih baik bila di sebuah sekolah, seluruh pemangku kepentingan pendidikan memperoleh pelatihan seluruh modul secara lengkap. Namun demikian, modul pelatihan ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.

Cara mempergunakan buku ini mendasarkan diri pada dinamika proses pelatihan yang berlaku umum yaitu mengikuti alur seperti ini:

kegiatan pembukaan, materi inti, dan penutupan.

Sebelum memulai sesi pelatihan, fasilitator perlu memahami isi materi yang menjadi pokok bahasan dalam seri modul pelatihan. Isi materi bisa berupa naskah, buku, bacaan, atau tulisan yang berada dalam lampiran modul ini. Fasilitator perlu membaca materi-materi yang dibutuhkan sebelum melakukan pelatihan. Tujuannya adalah untuk memahami inti materi dengan baik sehingga mudah menyampaikannya pada peserta.

Tahap berikutnya fasilitator memahami langkah-langkah yang perlu dilakukan selama melakukan proses fasilitasi dan pelatihan.

Fasilitator bisa mengarahkan peserta untuk membuat rencana tindak lanjut setiap kali setelah menyelesaikan materi pelatihan.

Skema pelatihan bisa digambarkan sebagai berikut:

Pembukaan Materi Inti

Penutupan (Evaluasi, Refleksi,

Rencana Aksi)

(12)

7. Struktur Tiap Modul

Setiap modul pelatihan disusun mengikuti alur dan struktur yang sama, mulai dari rasional sampai refleksi. Fasilitator perlu memahami struktur modul pelatihan ini agar dapat mendapatkan gambaran yang utuh tentang bagaimana pengertian, tujuan, dan cara-cara yang perlu dilakukan untuk melaksanakan modul ini.

Adapun penjelasan dari masing-masing struktur modul itu adalah sebagai berikut:

a. Rasional

Rasional merupakan penjelasan tentang mengapa modul yang sedang dibahas itu penting, relevan dan memiliki kaitan dengan tema tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Rasional menjadi landasan pemikiran yang membantu fasilitator memahami relevansi pelatihan sesuai dengan tema yang dibahas. Rasional merupakan petunjuk arah bagi fasilitator agar peserta dapat menangkap makna tiap modul.

b. Tujuan

Tujuan merupakan hal-hal yang ingin dicapai selama peserta menjalankan pelatihan dalam modul tertentu.

c. Alokasi waktu

Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan satu modul kegiatan.

d. Metode

Cara-cara yang digunakan untuk melatihkan modul agar tujuan tercapai.

e. Materi

Berisi penjelasan lebih detail tentang gagasan utama dalam modul yang perlu diperhatikan oleh fasilitator agar penyampaian materi tema modul dalam dipahami peserta dengan baik. Materi merupakan uraian ringkas tentang isi atau butir-butir penting pelatihan sehingga fasilitator dapat menangkap hal-hal penting berupa kata kunci yang perlu diperhatikan selama melaksanakan sebuah modul. Materi juga merupakan rujukan bahan, berupa tulisan, video, atau multimedia, yang dipergunakan dalam pokok pembahasan sebuah modul.

(13)

f. Peralatan dan Media

Hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh fasilitator agar semua pelatihan dapat berjalan dengan baik.

g. Langkah-Langkah

Hal-hal yang perlu dilakukan oleh fasilitator setahap demi setahap untuk melatihkan sebuah modul.

h. Evaluasi

Sebuah penilaian untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran di dalam modul tercapai dan mengetahui sejauh mana tingkat ketercapaiannya.

i. Refleksi

Refleksi menghadapkan peserta pelatihan dengan pengalamannya sendiri untuk menyadari dimensi nilai yang ditangkap oleh peserta setelah menjalankan modul pelatihan tertentu. Refleksi adalah hal- hal berharga yang diperoleh peserta yang menguatkan semangat keragaman dan kebangsaan dalam diri mereka. Kemampuan menangkap nilai ini akan memperkaya pemahaman dan mengubah praksis hidup seseorang.

8. Pembagian Materi Modul

Materi Pelatihan terdiri dari 7 Modul pelatihan, yang terstruktur sebagai berikut:

Modul 1 – Kebijakan dan Konsep Dasar PPK

Materi: Latar belakang, alasan, urgensi, narasi kebijakan dan regulasi tentang Penguatan Pendidikan Karakter.

Modul 2 – PPK Berbasis Kelas

Materi: Mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran, memahami pengelolaan kelas dan metodologi pembelajaran untuk memperkuat PPK melalui pembelajaran tematik maupun terintegrasi dalam mata pelajaran.

Modul 3 – PPK Berbasis Budaya Sekolah

Materi: Memahami PPK berbasis budaya sekolah, pembiasaan-pembiasaan dan tradisi sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, evaluasi tata peraturan.

(14)

Modul 4 – PPK Berbasis Masyarakat

Materi: Penguatan PPK melalui berbagai macam program kegiatan dalam kerja sama dengan komunitas, lembaga, dan para pemangku kepentingan lain, peranan orang tua, dan komite sekolah.

Modul 5 – Penilaian dan Evaluasi PPK

Materi: Konsep dasar penilaian dan evaluasi PPK (penilai, metode, prinsip) dan indikator-indikator dalam mengevaluasi keberhasilan, cara menghitung skor penilaian dan mempergunakan rubrik penilaian PPK.

Modul 6 – Desain Rencana Tindak Lanjut Materi: Mendesain rencana tindak lanjut sekolah.

(15)

MODUL 1

Kebijakan dan Konsep Dasar PPK

A. Rasional

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko Widodo – Jusuf Kalla dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilai-nilai ini ingin ditanamkan dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat. PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi kepala sekolah agar dapat menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-masing.

B. Tujuan

Setelah mengikuti sesi dalam modul ini peserta dapat memahami:

1. latar belakang dan urgensi program Penguatan Pendidikan Karakter, 2. konsep dasar penguatan pendidikan karakter pada jenjang

pendidikan dasar,

3. prinsip-prinsip implementasi dan pengembangan PPK,

(16)

4. nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter, dan 5. implikasi kebijakan bagi pengembangan program PPK.

C. Alokasi Waktu

Waktu : 90 menit (2x45 menit) D. Metode

Presentasi, diskusi dan tanya jawab E. Materi

1. Latar belakang, tantangan ke depan dan urgensi kebijakan PPK 2. Konsep Dasar PPK

3. Nilai-nilai Utama PPK

4. Implikasi bagi lembaga pendidikan Bahan Bacaan:

Kemendikbud. 2016. Naskah Kajian dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter. Buku 1. Jakarta: Kemendikbud.

F. Peralatan dan Media

LCD, tayangan /slide power point G. Langkah-Langkah

No Kegiatan Waktu

Menit Pembukaan

1 Fasilitator menyapa peserta dan bertanya apa yang sudah mereka ketahui sejauh ini tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

5

2 Fasilitator memaparkan tujuan pelatihan 5

3 Fasilitator bertanya pada peserta, “Apa tantangan ke depan yang dihadapi peserta didik menghadapi kemajuan ilmu, teknologi, informasi dan komunikasi di abad-21?”.

5

4 Fasilitator merangkum jawaban dari peserta. 5

5 Fasilitator menampilkan gambaran tantangan yang dihadapi anak- anak muda Indonesia di masa depan.

5 Kegiatan Inti

6 Fasilitator menjelaskan kebijakan Kemendikbud tentang PPK, latar belakang, dan tantangan ke depan.

5

(17)

No Kegiatan Waktu Menit

7 Fasilitator menjelaskan nilai-nilai utama PPK. 10

8 Fasilitator menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan PPK, 10 9 Fasilitator menjelaskan 3 basis pendekatan PPK. 10 10 Fasilitator menjelaskan tentang implikasi kebijakan ini bagi lembaga

pendidikan.

5 11 Fasilitator memberikan kesempatan tanya jawab. 10 12 Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan evaluasi dengan

mengajukan pertanyaan sebagai berikut: a) apa relevansi program PPK bagi sekolah? Mengapa Kebijakan PPK penting untuk didukung oleh semua pihak? Peserta menuliskannya dalam lembar tersendiri untuk dikumpulkan.

10

Penutup

13 Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan refleksi dengan bertanya: apakah nilai-nilai yang aku temukan dalam pelatihan ini?

Kalau menemukan nilai, apa saja nilai itu?

5

14 Fasilitator memberikan peneguhan dan kesimpulan. 5

Total Waktu 90

H. Evaluasi

Evaluasi keberhasilan pelaksanaan pelatihan modul dilakukan dengan mengajukan pertanyaan. Indikator keberhasilannya adalah peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

I. Refleksi

Untuk menilai apakah peserta mampu merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam pelatihan sesi ini, fasilitator bisa bertanya tentang hal- hal baru, yang berkesan, atau paling menarik bagi diri pribadi peserta terkait pelatihan ini. Lihat langkah dalam nomor 13 dan memberikan peneguhan dan kesimpulan.

(18)

MODUL 2

PPK Berbasis Kelas

A. Rasional

Pembelajaran adalah wahana yang dirancang oleh pendidik secara sadar untuk mencapai standar kompetensi lulusan dalam kurikulum.

Pembelajaran terwujud dalam interaksi belajar-mengajar yang dinamis dan diarahkan kepada pencapaian tujuan, yaitu pemahaman terhadap materi pembelajaran, meningkatnya keterampilan dan perubahan perilaku dan pribadi peserta didik yang optimal. Perubahan yang terjadi pada peserta didik itu ditampilkan dalam karakter, sebagai perilaku yang dilandasi nilai-nilai kehidupan yang sangat luhur.

Guru mengajar peserta didik berdasarkan mata pelajaran yang diampunya. Dalam setiap proses pembelajaran terdapat isi materi kurikulum, pilihan metode pembelajaran, dan pengelolaan kelas yang menjadi dinamika dalam pembelajaran. Dalam rangkaian penyelenggaraan proses belajar mengajar di kelas guru memiliki kesempatan leluasa untuk mengembangkan karakter siswa. Guru dapat memilih bagian dari mata pelajarannya atau tema pelajaran untuk diintegrasikan dengan pengembangan karakter siswa. Metode belajar yang dipilihpun secara terintegrasi dapat menjadi media pembentukan karakter. Ketika mengelola kelas guru berkesempatan untuk mengembangkan karakter melalui tindakan dan tutur katanya selama proses pembelajaran berlangsung, pada saat siswa belum masuk kelas, dalam pembelajaran, dan setelah selesai pengajaran.

Kualitas praksis PPK melalui pendidikan karakter berbasis kelas merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Sebagai pimpinan sekolah, ia memiliki tugas malakukan supervisi akademik terhadap pembelajaran yang dipersiapkan dan yang dilakukan oleh guru. Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman bagaimana mengintegrasikan penguatan pendidikan karakter berbasis kelas ketika melakukan supervisi akademik terhadap guru.

(19)

B. Tujuan

Setelah menyelesaikan modul ini peserta dapat:

1. memahami pentingnya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar di kelas; dan

2. mampu berpartisipasi dalam kegiatan PPK berbasis kelas melalui kegiatan yang sesuai dengan bidang yang ditekuni oleh komite sekolah.

C. Alokasi Waktu

Waktu : 135 menit (3 x 45 menit) D. Metode

Modul ini dirancang untuk melengkapi kepala sekolah dengan konsep PPK dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, metode yang digunakan adalah eksplorasi yang bersifat reflektif (reflective explorative). Kegiatan praktis dilakukan untuk memberi kesempatan menguatkan konsep PPK dalam kelas. Modul ini juga memberikan pengalaman belajar aktif dan relevan. Dengan demikian, pelatihan ini banyak menerapkan pendekatan partisipatori dan reflektif.

Variasi metodologi seperti penjelasan/presentasi, diskusi, kerja dalam kelompok/berpasangan, studi kasus, diskusi tayangan video, tanya jawab, demonstrasi, dan main peran (role play) juga diterapkan.

E. Materi

Materi PPK berbasis kelas bagi kepala sekolah terdiri dari:

1. PPK terintegrasikan dalam mata pelajaran

2. PPK terintegrasikan dalam pembelajaran tematik di SD, 3. PPK melalui pilihan metode pembelajaran

4. PPK dalam pengelolaan kelas

Materi tersebut didapatkan di antaranya dari: (1) Buku Kajiand dan Pedoman PPK, (2) Lembar Kerja (LK) sebagai instrumen untuk eksplorasi peserta pelatihan terhadap pemahaman PPK, (3) video, (4) LK untuk diskusi tentang tayangan video, (5) berbagai studi kasus mengenai kelas, dan (6) instrumen untuk refleksi.

(20)

F. Peralatan dan Media

Fasilitator harus mempersiapkan:

• komputer (laptop),

• proyektor,

• flip chart

• post it,

• kertas HVS, dan

• video yang relevan.

G. Langkah- Langkah

No Kegiatan Waktu

(menit) Kegiatan Awal

1. Energizing, dinamika kelompok, dan penyampaian tujuan pembelajaran

5

2. Fasilitator memaparkan bahwa komite sekolah perlu memahami bahwa selama proses KBM terdapat banyak kesempatan untuk mengembangkan karakter anak didik. PPK dapat diintegrasikan dalam metode mengajar yang dipilih; mengelola kelas selama proses KBM; serta mengintegrasikan langsung PPK dalam mata pelajaran dan tema yang sedang diajarkan.

25

Kegiatan Inti

3. a. Fasilitator menjelaskan arti PPK terintegrasi dalam kurikulum, baik dalam mata pelajaran maupun pembelajaran tematik integratif di SD.

b. Fasilitator menjelaskan peranan komite sekolah dalam pengembangan pembelajaran di kelas, seperti membantu pendidik dalam mengembangkan profesionalisme mereka dalam mengajar, mengajak guru untuk selalu berkomunikasi dengan orang tua dalam proses pembelajaran.

30

4. Diskusi kelompok dengan anggota tiap kelompok lima orang.

Diskusi dan berbagi pengalaman tentang bagaimana orang tua dilibatkan dalam pembelajaran di kelas. Pertanyaannya:

1. Apakah keterlibatan komite sekolah dan orang tua dalam PPK berbasis kelas yang pernah Anda alami selama ini?

2. Di manakah ruang-ruang kolaborasi antara guru dan orangtua/

komite sekolah yang masih bisa dikembangkan dalam mengembangkan PPK berbasis kelas?

3. Masing-masing kelompok membuat ringkasan hasil diskusi dalam kertas plano.

4. Lalu masing-masing kelompok disebar ke kelompok lain dan berbagi pengalaman dengan sistem carousel.

5. Hasil dipasang untuk gallery walk.

60

(21)

No Kegiatan Waktu (menit) Kegiatan Penutup

5. Refleksi

a. Refleksi pengalaman dalam training melalui pertanyaan refleksi dalam lembar kerja, apakah hal baru yang Anda temukan dalam sesi ini?

b. Peserta membuat ringkasan pribadi tentang nilai-nilai yang mereka temukan dalam pertemuan ini.

15

Jumlah 135

H. Evaluasi

Fasilitator melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran.

I. Refleksi

Pertanyaan yang ditayangkan pada PPT terkait dengan hal-hal yang baru, menarik dan inspiratif bagi peningkatan peranan omite sekolah dalam PPK berbasis kelas.

(22)

MODUL 3

PPK Berbasis Budaya Sekolah

A. Rasional

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah memotret berbagai macam bentuk pembiasaan, model tata kelola sekolah, termasuk di dalamnya pengembangan peraturan dan regulasi yang mendukung PPK. Proses pembudayaan menjadi sangat penting dalam penguatan pendidikan karakter karena dapat memberikan atau membangun nilai-nilai luhur kepada generasi muda. Budaya sekolah yang baik diharapkan dapat mengubah perilaku peserta didik menjadi lebih baik. PPK berbasis budaya sekolah mengembangkan berbagai macam corak relasi, kegiatan dan interaksi antarindividu di lingkungan sekolah yang mengatasi sekat-sekat kelas, yang membentuk ekosistem dan budaya pendidikan karakter di lingkungan sekolah.

Membangun budaya sekolah yang baik dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan di sekolah. Contoh kegiatan yang dapat dikembangkan dalam membangun budaya sekolah adalah 1) pembiasaan dalam kegiatan literasi; 2) kegiatan ekstrakurikuler, yang mengintegrasikan nilai- nilai utama PPK; dan 3) menetapkan dan mengevaluasi tata tertib atau peraturan sekolah. Budaya sekolah yang baik dapat mengembangkan iklim akademik yang kompetitif dan kolaboratif, yang diperlukan sekolah dalam menetapkan atau memperkuat branding sekolah.

B. Tujuan

Setelah mengikuti sesi dalam modul ini peserta dapat:

1. memahami dan menyadari pentingnya PPK dalam membangun budaya sekolah;

2. mengidentifikasi strategi membangun budaya sekolah;

3. mampu merumuskan langkah-langkah membangun budaya sekolah;

(23)

4. mampu merumuskan budaya sekolah yang akan dibangun;

5. memahami konsep gerakan literasi dan strategi mewujudkan budaya literasi;

6. melakukan pembimbingan/pendampingan kegiatan pembiasaan 15 menit membaca; dan

7. memiliki pemahaman dan keterampilan mengintegrasikan nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung kompetensi abad 21 yakni kemampuan berpikir kritis, memiliki sikap kreatif, mampu berkomunikasi dengan baik dan dapat bekerja sama (kolaborasi); dan

8. mampu mengevaluasi aturan dan tata tertib sekolah untuk menghasilkan siswa yang unggul.

C. Alokasi Waktu

Waktu : 135 menit (3 x 45 menit) D. Metode

Eksplorasi aktivitas, dinamika kelompok, ice breaking, ceramah, simulasi, diskusi, tanya jawab, dan kunjungan kerja.

E. Materi

1. Pengertian budaya sekolah,

2. Strategi membangun budaya sekolah,

3. Konsep gerakan literasi dan strategi mewujudkan budaya literasi, 4. Integrasi nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter melalui kegiatan

ekstrakurikuler yang mendukung kompetensi abad 21,

5. Peranan aturan dan tata tertib sekolah untuk menghasilkan siswa yang unggul, dan

6. Bacaan : PPK Berbasis Budaya Sekolah (Lihat, Lampiran 2).

F. Peralatan dan Media

Buku-buku bacaan nonpelajaran untuk tingkat SD dan SMP, LCD, slide ppt, Flip chart, spidol, post it, lakban/tape, kertas hvs.

(24)

G. Langkah-Langkah

No. Kegiatan Waktu

Kegiatan awal (15 menit)

1 Perkenalan dilakukan dengan menyampaikan secara umum tentang latar belakang fasilitator dan peserta pelatihan.

2’

2 Fasilitator melakukan ice breaking (bisa dengan membaca puisi atau dengan ice breaking dance).

2’

3 Dinamika kelompok, peserta dibentuk dalam kelompok. 5’

4 Menetapkan bersama aturan kelas, antara lain: ubah HP ke nada getar, hormati orang yang sedang bicara, hindari keluar masuk ruangan, komunikasi antara fasilitator dan peserta atau juga antar- peserta dilakukan dengan santun.

3’

5 Latar belakang membangun budaya sekolah dalam internalisasi PPK. 3’

Kegiatan Inti (110 menit)

6 Penjelasan apa yang dimaksud dengan budaya sekolah dan komponennya. Fasilitator mengajak peserta berbagi tentang budaya, tradisi dan pembiasaan yang ada di sekolah mereka yang mendukung PPK. Penjelasan tentang praktik pembiasaan usahakan seimbang antara nilai-nilai utama PPK, sehingga masing-masing nilai memiliki contoh.

15’

7 Dialog dan penjelasan hakikat literasi dan mengapa program pembiasaan berliterasi itu penting.

5’

8 Penjelasan tentang berbagai macam metode membaca dalam pembiasaan literasi di sekolah dan cara memilih buku yang baik.

15’

9 Fasilitator mengajak peserta untuk mempraktikkan salah satu metode literasi dengan membaca keras dan menunjuk salah satu peserta untuk membaca penggalan cerita. Materi yang dibaca adalah membacakan cerita “Berlibur Ke Desa” (nilai karakter yang diangkat religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas) (Lihat, lampiran 3).

10’

10 Dialog dan penjelasan tentang membangun lingkungan kaya teks, pojok baca dan perpustakaan kelas.

5’

11 Dialog dan penjelasan tentang tujuan dan fungsi ekstrakurikuler, dikaitkan dengan PPK, terutama dalam rangka penguatan branding sekolah. Fasilitator berdiskusi dan mengajak peserta berbagi tentang jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler khas apa yang mereka miliki yang mendukung branding sekolah.

15’

(25)

No. Kegiatan Waktu 12 Dialog dan penjelasan tentang pentingnya aturan dan tata tertib

sekolah. Fasilitator mengajak untuk merefleksikan dan mengevaluasi praktik beberapa pengaturan peraturan di sekolah, seperti KKM, aturan tentang mencontek, aturan kenaikan kelas, sakit, izin, alpa dan ulangan susulan kalau siswa tidak masuk sekolah. Fasilitator menunjukkan contoh-contoh kebijakan dan aturan sekolah yang selama ini banyak terjadi di sekolah dan tidak mendukung PPK, seperti katrol nilai, kebijakan KKM yang salah diterapkan, siswa yang alpa tetapi tetap dapat memperoleh ulangan susulan pada saat ada ulangan.

15’

13 Kerja kelompok, masing-masing kelompok merancang salah satu dari tema ini: 1) merancang program ekstrakurikuler wajib dan pilihan dengan menganalisis keterkaitannya dengan nilai utama PPK dan Kompetensi abad 21 (4K);

2) membuat strategi membangun budaya literasi dan strategi pendampingan kegiatan gerakan literasi;

3) membuat rancangan membangun lingkungan kaya teks dan pojok baca di kelas (faktor apa saja yang harus dipertimbangkan); 4) merumuskan strategi sekolah dalam menangani pelanggaran tata tertib.

Selanjutnya peserta membuat pohon budaya, yang dipamerkan untuk gallery walk

30’

Kegiatan Penutup (10 menit)

14 Refleksi tentang membangun budaya sekolah melalui kegiatan:

membaca 15 menit, ekstrakurikuler, dan menetapkan aturan/tata tertib sekolah. Apa yang akan Anda lakukan bila kembali ke sekolah masing- masing?

10’

Jumlah 135’

H. Evaluasi

Fasilitator menilai keberhasilan pelatihan dengan model tanya jawab, bagaimana menumbuhkan pembiasaan-pembiasaan dan tradisi baik di lingkungan sekolah, pemilihan kegaitan ekstrakurikuler yang tepat, dan bagaimana mengevaluasi peraturan dan tata tertib di sekolah?

I. Refleksi

Untuk menilai apakah peserta mampu merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam pelatihan sesi ini, fasilitator bisa bertanya tentang hal- hal yang akan dilakukan peserta pelatihan bila mereka kembali ke tempat bertugas masing-masing.

(26)

MODUL 4

PPK Berbasis Masyarakat

A. Rasional

Berbagai studi yang terkait peran masyarakat dalam pendidikan menunjukkan bahwa keberhasilan pendidikan (pendidikan karakter) bergantung pada kemitraan yang sinergis antara para pelaku pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pondasi pendidikan karakter sebagaimana digarisbawahi oleh Ki Hajar Dewantara diletakkan oleh keluarga sebagai pendidik yang pertama dan utama. Namun demikian, lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi keberhasilannya.

Praktik baik kolaborasi antaranggota masyarakat telah menjadi bagian dari tradisi Indonesia melalui semangat gotong royong. Kepedulian menjadi kata kunci. Sekaranglah saatnya untuk melakukan penguatan pendidikan karakter yang berbasis komunitas/masyarakat.

Kemitraan tri sentra pendidikan yaitu satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan sejalan dengan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu “Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong”. Komite Sekolah mempunyai peran besar dalam kemitraan ini termasuk dalam upaya Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang dilakukan untuk menyiapkan generasi emas 2045.

Peningkatan peran komite sekolah dan keluarga dalam PPK sangat diperlukan.

B. Tujuan

Setelah mengikuti kegitan pelatihan pada modul ini, peserta dapat:

1. memahami dan menyadari peran dan fungsi komite dalam internalisasi nilai-nilai PPK;

(27)

2. mengidentifikasi kondisi faktual sekolah yang memerlukan keterlibatan komite sekolah;

3. mengidentifikasi peran orang tua dan masyarakat dalam mendukung pelaksanaan PPK di sekolah berdasar kondisi faktual; dan

4. menyusun program komite sekolah berkaitan dengan PPK berbasis masyarakat.

C. Alokasi Waktu

Waktu : 180 menit (6 x 45 menit) D. Metode

Curah pendapat, diskusi kelompok, dan pembelajaran berbasis masalah.

E. Materi

1. Peran dan fungsi komite sekolah berdasar Kepmendiknas No 014/U/

2002, dalam internalisasi nilai-nilai PPK..

2. Analisis kondisi faktual sekolah

3. Peran orang tua dan masyarakat dalam mendukung pelaksanaan PPK di sekolah.

4. Program komite sekolah berkaitan dengan PPK berbasis masyarakat.

F. Peralatan dan Media

ATK (kertas plano, spidol, stikcy notes), laptop, LCD dan proyektor , dan video yang relevan.

G. Langkah-Langkah

No Kegiatan Waktu

(menit) Kegiatan awal

1. a. Fasilitator membuka sesi pelatihan dengan mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.

10

b. Fasilitator menyampaikan judul sesi, tujuan, dan hasil yang diharapkan pada sesi pelatihan.

(28)

No Kegiatan Waktu (menit) Kegiatan Inti

2. Fasilitator menjelaskan dan membuka diskusi tentang peran dan fungsi komite sekolah berdasar Kepmendiknas No 014/U/ 2002 melalui presentasi yang telah disiapkan.

25

3. a. Fasilitator membagi peserta menjadi lima kelompok.

b. Fasilitator menyampaikan tugas kelompok yang harus dikerjakan sesuai dengan:

• Lembar Kerja 1 :

Berbagai komunitas yang dapat berkolaborasi dengan sekolah melalui kegiatan pembelajaran (kelas) dan pembentukan budaya sekolah.

• Lembar Kerja 2: Partisipasi dan peran orang tua dalam PPK berbasis masyarakat.

40

4. Diskusi Kelompok dengan duduk melingkar

a. Fasilitator membagi post it kepada peserta untuk diisi program PPK sesuai dengan LK 1 dan LK 2..

b. Fasilitator meminta tiap kelompok untuk menetapkan satu program untuk dibahas lebih lanjut

c. Program yang dipilih dibahas dengan pendekatan 5W1H.

d. Hasil pembahasan program tersebut akan dipresentasikan kepada kelompok lain.

45

5. Presentasi Kelompok

Fasilitator mempersilakan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya sesuai LK 1 dan LK 2 (setiap satu kelompok beranggotakan 5 orang).

30

Kegiatan Penutup 6. a. Menyaksikan video yang relevan.

b. Fasilitator bersama dengan peserta menyimpulkan hasil diskusi dan materi sesi pelatihan tentang PPK berbasis masyarakat.

5 15

Jumlah 180

H. Evaluasi

Untuk melihat ketercapaian tujuan penyampaian materi, digunakan lembar Bull’s Eye.

I. Refleksi

1. Peran dan fungsi komite sekolah berdasar Kepmendiknas No 014/U/

2002, dalam internalisasi nilai-nilai PPK.

(29)

2. Fasilitator mempersilakan peserta untuk menuliskan jawaban pertanyaan tersebut di atas kertas plano.

3. Fasilitator mempersilakan peserta untuk menempelkan kertas sticky note nya di kertas pleno yang disediakan.

Lembar Kerja 4.1.

Lembar Kerja Identifikasi Kondisi Faktual Sekolah Tugas : Identifikasikan kondisi faktual sekolah

Berikut adalah contoh

Rencana

Peningkatan Peran Komite

Peran Komite

Selama Ini Keunikan dan Keunggulan Sekolah

Kondisi Lingkungan Fisik Sekolah

Akan membantu penyediaan sarana kebersihan

Belum berperan dalam piket kelas untuk kebersihan

Kebersihan Ruang kelas ...

Membantu piket guru sepulang sekolah

Belum berperan Piket guru dan SOP sekolah

Lapangan olah raga ...

Membantu

menyiapkan majalah dinding

Belum berperan dalam Literasi Sekolah

Literasi Kantin sekolah ...

(30)

Lembar Kerja 4.2.

Lembar Kerja Identifikasi Kegiatan & Partisipasi Tugas

Identifikasikan partisipasi serta peran orang tua dan masyarakat dalam PPK di sekolah

Bentuk Partisipasi Bentuk Kegiatan Partisipasi dan peran Orang Tua

Peserta, narasumber, atau panitia

Parenting Class a. Membangun pengasuhan positif.

Menjadi narasumber, panitia

Motivasi Senin pagi b. Motivasi berprestasi.

Membangun komunikasi/

interaksi awal ortu-sekolah

Hari Pertama Masuk Sekolah

c. Mengantar dan membangun komunikasi awal orang tua dan sekolah.

Pelaku Pertemuan dengan wali

kelas, kunjungan rumah

d. Pemantauan perkembangan anak.

e. …..

f. …..

g. …..

Komite Sekolah

Inisiator, pendukung Jejaring Sekolah a. Mendorong sekolah untuk berjejaring dengan SKPD, atau elemen masyarakat lain.

Pendukung Membangun budaya

sekolah

b. Membantu sekolah dalam gerakan literasi.

c. ...

d. ...

e. ...

f. ...

g. ...

(31)

MODUL 5

Penilaian dan Evaluasi PPK

A. Rasional

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang sudah didesain oleh sekolah/ satuan pendidikan perlu dievaluasi untuk menilai apakah gerakan PPK menerapkan seluruh prinsip penguatan PPK sehingga tujuan pendidikan karakter itu tercapai. Evaluasi dan penilaian PPK dilakukan terhadap desain awal program (asesmen awal), implementasi, dan evaluasi atas pelaksanaannya di sekolah. Ketiga aspek evaluasi ini, yaitu desain program, implementasi, dan evaluasi implementasi dipergunakan sebagai perangkat untuk menilai keberhasilan program Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah.

Evaluasi dan penilaian program PPK ini tidak dilakukan untuk menilai dan mengevaluasi individu per individu, melainkan untuk mengukur kondisi awal sekolah, memonitor pelaksanaannya, dan mengevaluasi dampak program PPK. Hasilnya diharapkan dapat menjawab pertanyaan apakah yang dilakukan sekolah sudah memenuhi harapan seperti yang ditetapkan dalam prinsip-prinsip pengembangan PPK? Penilaian peserta didik secara individual dilaksanakan sesuai dengan kebijakan penilaian dalam Kurikulum 2013 yang berlaku.

Desain evaluasi program mengacu pada prinsip-prinsip PPK yang dijabarkan dalam tema-tema evaluasi dan indikator-indikator yang menyertainya. Penilaian keberhasilan pendidikan karakter di lingkungan sekolah dilakukan secara objektif, transparan, dan melibatkan para pemangku kepentingan pendidikan. Pelaku evaluasi dan penilaian keberhasilan pendidikan karakter adalah individu yang relevan, seperti staf sekolah, pengawas, dinas pendidikan, dan perwakilan komunitas.

Evaluasi dan penilaian dilakukan dengan mendasarkan diri pada Panduan Penilaian Keberhasilan Penguatan Pendidikan Karakter.

(32)

B. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat:

1. mengetahui konsep dasar penilaian dan evaluasi PPK;

2. memiliki keterampilan melakukan penilaian, mempergunakan rubrik penilaian dan evaluasi PPK di sekolah; dan

3. mengembangkan kemampuan penilaian PPK di sekolah.

C. Alokasi waktu

Waktu: 90 menit (2 x 45 menit) D. Metode

Metode yang digunakan untuk pelatihan penilaian dan evaluasi PPK yaitu:

1. peserta bekerja secara berkelompok untuk menganalisis prinsip- prinsip dan indikator penilaian PPK (kerja kelompok); dan

2. peserta berlatih menilai kondisi di sekolah dengan mempergunakan indikator penilaian.

E. Materi

Prinsip-prinsip dan indikator penilaian dalam PPK, sesuai dengan buku Panduan Penilaian Keberhasilan PPK.

F. Peralatan dan Media

LCD, sound, kertas/karton manila, spidol, dan sebagainya.

G. Langkah-Langkah

No Kegiatan Waktu

Pembukaan

1 Fasilitator menyapa peserta dan menjelaskan tujuan penilaian PPK. 5 Kegiatan Inti

2 Fasilitator menjelaskan konsep dasar penilaian dan evaluasi PPK, siapa saja yang melakukan penilaian, bagaimana membaca rubrik dan menghitung skor.

20

3 Fasilitator menjelaskan format-format yang dibutuhkan dan cara menilai PPK.

10

4 Fasilitator menjelaskan tentang prinsip-prinsip dan indikator dalam prinsip penilaian PPK.

5

(33)

No Kegiatan Waktu 5 Fasilitator mengajak peserta untuk diskusi kelompok tentang: 1)

rumusan pernyataan instrumen yang diturunkan dari item dan indikator penilaian dan format-format penilaian (prinsip dan indikator);

2) melakukan penilaian berdasarkan indikator secara berkelompok.

40

Penutup

6 Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan refleksi dengan bertanya: apakah nilai-nilai yang aku temukan dalam pelatihan ini?

Kalau menemukan nilai, apa saja nilai itu?

5

7 Fasilitator memberikan peneguhan dan kesimpulan. 5

Total Waktu 90

Catatan khusus:

Format latihan yang digunakan sesuai dengan buku Penilaian Keberhasilan Penguatan Pendidikan Karakter.

H. Evaluasi

Fasilitator menilai keberhasilan pelatihan bila peserta dapat melakukan proses penilaian untuk kegiatan di sekolahnya dan menjelaskan dasar-dasar atau alasan mengapa mereka dapat memberi nilai seperti itu.

I. Refleksi

Untuk menilai apakah peserta mampu merefleksikan pedoman evaluasi dalam PPK pada sesi ini, fasilitator bisa bertanya tentang hal- hal yang berkesan, atau paling menarik bagi diri pribadi peserta terkait pelatihan ini.

LEMBAR KERJA 5.1.

No Item Penilaian dan

Monitoring dan Evaluasi Indikator Pertanyaan yang Bisa Dirumuskan

01 Visi, Misi, dan Perumusan PPK terintegrasi dalam dokumen KTSP dan memperkuat visi dan misi sekolah.

Contoh:

1. Apakah core value tercantum dalam dokumen KTSP?

2. Apa saja core value yang tercantum dalam dokumen KTSP?

-- -- --

-- -- --

(34)

MODUL 6

Desain Rencana Tindak Lanjut

A. Rasional

Rencana Tindak Lanjut (RTL) Pelatihan Penguatan Pendidikan Karakter merupakan desain tindak lanjut yang akan dilakukan para peserta setelah mengikuti pelatihan PPK. RTL ini diasumsikan sebagai produk peserta pelatihan yang berupa perencanaan program yang akan diakukan dalam kapasitasnya sebagai Kepala Sekolah dalam mengimplementasikan PPK. RTL juga dimaksudkan untuk mengendalikan peserta terhadap program-program yang telah disusun pasca pelatihan dalam rangka mengembangkan pengetahuannya, serta merealisasikan komitmen dalam melaksanakan hasil pelatihan sebagaimana tersirat dalam RTL.

Pemahaman isi dan konsep PPK disebut berhasil bila peserta dapat mendesain Rencana Tindak Lanjut (RTL). Desain RTL merupakan sebuah awal niat, motivasi dan keinginan untuk mengembangan PPK. Rancangan yang bagus adalah separuh dari keberhasilan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

B. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini, peserta dapat:

1. mendesain rencana tlndak Lanjut PPK, dan

2. mempresentasikan RTL di hadapan kelompok lain.

C. Alokasi waktu

Waktu: 180 menit (4 x 45 menit) D. Metode

Metode yang digunakan untuk desain RTL, yaitu:

(35)

A. peserta bekerja secara mandiri mendesain RTL untuk sekolahnya; dan B. peserta mempresentasikan RTL di kelas.

E. Materi

Fungsi RTL sebagai alat untuk evaluasi dan desain program komite sekolah untuk Penguatan Pendidikan Karakter

F. Peralatan dan Media

LCD, sound, kertas/karton manila, spidol, dan sebagainya.

G. Langkah-langkah

No Kegiatan Waktu

Pembukaan Menit

1 Fasilitator menyapa peserta dan menjelaskan tujuan pembuatan RTL. 2 Kegiatan Inti

2 Fasilitator membagikan lembar RTL, dan peserta mengerjakan RTL secara mandiri.

3

3 Peserta mengerjakan RTL secara mandiri. 40

4 Peserta memaparkan RTL di dalam kelompok kecil. Selama peserta presentasi, fasilitator berkeliling memantau presentasi dan menjawab pertanyaan yang muncul dalam kelompok kecil.

125

Penutup

5 Setelah selesai pemaparan peserta di kelompok kecil, fasilitator mengajak peserta untuk melakukan refleksi dengan bertanya: apa nilai-nilai yang aku temukan dalam pelatihan ini? Kalau menemukan nilai, apa saja nilai itu?

5

6 Fasilitator memberikan peneguhan dan kesimpulan. 5

Total 180

H. Evaluasi

Fasilitator menilai keberhasilan pelatihan bila peserta dapat melakukan proses penilaian untuk kegiatan di sekolahnya dan menjelaskan dasar-dasar atau alasan mengapa mereka dapat memberi nilai seperti itu.

I. Refleksi

Untuk menilai apakah peserta mampu merefleksikan pedoman evaluasi dalam PPK pada sesi ini, fasilitator bisa bertanya tentang hal- hal yang berkesan, atau paling menarik bagi diri pribadi peserta terkait pelatihan ini.

(36)

RENCANA TINDAK LANJUT

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH (KOMITE SEKOLAH)

Nama Sekolah Alamat

Narahubung, HP, dan e-mail

PETUNJUK UMUM

Sebagai tindak lanjut kegiatan pengembangan kapasitas sekolah dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), kami mohon agar Saudara secara tim mendeskripsikan hal-hal yang akan dilaksanakan pada sekolah Saudara. Hal-hal tersebut diharapkan sudah dapat dilaksanakan pada 2 (dua) bulan kedepan.

Aspek-apek yang akan difokuskan dalam tindak lanjut pengembangan kapasitas sekolah dalam PPK dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan berikut ini. :

1) Tindak lanjut apa yang akan Saudara-saudara lakukan di sekolah terhadap hasil-hasil kegiatan pengembangan kapasitas sekolah dalam menerapkan PPK ini?

2) Branding sekolah seperti apa yang ingin Anda kembangkan di sekolah? Tulislah branding sekolah secara ringkas dan padat. Bila sudah mempunyai branding, uraikan makna branding tersebut. Apakah branding lama tersebut akan diubah, apa alasan perubahan tersebut.

3) Nilai utama apa yang akan dijadikan sebagai basis utama (sebagai prioritas) PPK di sekolah Saudara? Apa alasannya memilih nilai utama itu? Bila lebih dari satu nilai, apa yang akan dilakukan sekolah untuk mengintegrasikan nilai-nilai utama, serta keterkaitannya dengan nilai-nilai karakter lainnya dalam pembelajaran kurikulum (intrakurikuler)?

4) Dalam rangka memperkuat pembentukan karakter siswa di sekolah, kegiatan- kegiatan ekstra-kurikuler apa yang telah dimiliki sekolah secara integratif (dikelola di internal sekolah) dan yang kolaboratif (dikelola oleh mitra sekolah)? Kegiatan- kegiatan ekstra-kurikuler baru apa lagi yang akan dikembangkan, baik yang integratif dan yang kolabaratif?

5) Kolaborasi apa yang Anda lakukan untuk lebih memperkuat pelibatan orang tua dalam penguatan pendidikan karakter? Kapan momentumnya, segmen orang tua mana yang dilibatkan, dan untuk tujuan apa?

6) Program apa yang telah dan akan dilakukan sekolah untuk melibatkan komunitas sebagai sumber belajar peserta didik pada PPK berbasis Komunitas. Uraikan komunitas apa, di mana, untuk segmen siswa yang mana, untuk tujuan apa, bagaimana bentuk kerja samanya?

HASIL DISKUSI TIM SEKOLAH DITULISKAN PADA FORMAT-FORMAT BERIKUT INI

(37)

1. RENCANA UMUM TINDAK LANJUT PENGEMBANGAN KAPASITAS KOMITE SEKOLAH TENTANG PPK

No Waktu

(Tanggal) Bentuk Kegiatan Tujuan

1

2

3

4

5

6

7

(38)

2. BRANDING SEKOLAH

Petunjuk Khusus: Tuliskan branding sekolah Saudara, dan uraikan alasannya.

BRANDING SEKOLAH

Keterangan: branding lama/branding baru / branding lama yang dimodifikasi *)

ALASAN BRANDING

(39)

3. NILAI UTAMA PPK DI SEKOLAH

Petunjuk Khusus: Tuliskan nilai utama PPK di sekolah Saudara, uraikan alasannya, dan uraikan jalinan dengan nilai-nilai karakter yang lain.

NILAI UTAMA PPK SEKOLAH

ALASAN

JALINAN DENGAN NILAI-NILAI KARAKTER YANG LAIN

(40)

4. PPK MELALUI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TERINTEGRASI DALAM KURIKULUM

No Waktu

(Tanggal) Mitra/Sasaran Tujuan Bentuk

Kegiatan 1

2

3

4

5

6

7

8

9

(41)

5. PENGEMBANGAN PPK MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Analisis situasi: diskusikan kegiatan ekstrakurikuler yang telah dimiliki sekolah secara integratif (dikelola di internal sekolah) dan yang kolaboratif (dikelolah oleh mitra sekolah)? Apakah sudah menjangkau merata pada seluruh siswa? Apakah efektif dalam mengembangkan PPK? Apa keunggulannya dan apa kekurangannya ?

No. Waktu (Tanggal)

Mitra Kerja yang Dijalin (Contact

Person)

Siswa Sasaran (Kelas dan Jumlahnya)

Tujuan Bentuk

Kegiatan

1

2

3

4

5

(42)

6. PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

Analisis situasi: diskusikan pelibatan orang tua yang telah dilakukan sekolah selama ini?

Apakah sudah sesuai kebutuhan PPK? Apakah efektif dalam mengembangkan PPK? Apa keunggulannya dan apa kekurangannya ?

No Waktu (Tanggal)

Segmen Orang Tua (Kelas dan Jumlahnya)

Tujuan Bentuk

Kegiatan 1

2

3

4

5

6

(43)

7. PPK MELALUI PARTISIPASI MASYARAKAT/KOMUNITAS

Analisis situasi: diskusikan kasus-kasus pelibatan komunitas yang telah dilakukan sekolah selama ini? Apakah sudah sesuai kebutuhan PPK? Apakah efektif dalam mengembangkan PPK? Apa keunggulannya dan apa kekurangannya ?

No Waktu (Tanggal)

Segmen Komunitas yang

Dilibatkan Tujuan

Bentuk Kegiatan 1

2

3

4

5

6

7

Jakarta, ______________________

Guru Komite Sekolah

( _________________________) ( _________________________) Kepala Sekolah Pengawas Sekolah

( _________________________) ( _________________________)

(44)

Kepemimpinan dalam konsep Ki Hajar Dewantara terangkum dalam

“Trilogi Kepemimpinan” yaitu ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Penjelasan ringkasnya sebagai berikut:

Ing ngarso sung tuladha

Ing ngarso mempunyai arti di depan/di muka, sung berasal dari kata ingsun yang artinya saya, tuladha berarti tauladan. Jadi makna ing ngarso sung tuladha adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan contoh/teladan bagi orang- orang disekitarnya. Oleh karena itu yang harus dipegang teguh oleh seseorang adalah kata suri tauladan.

Ing madya mangun karsa

Ing madya artinya di tengah-tengah, mbangun berarti membangkitan atau menggugah dan karsa diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat.

Jadi makna dari kata itu adalah seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Pemimpin juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungannya dengan menciptakan suasana yang lebih kodusif untuk keamanan dan kenyamanan.

Tut wuri handayani

Tut wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat. Arti tut wuri handayani ialah seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Dorongan moral ini sangat dibutuhkan oleh orang-orang disekitar kita menumbuhkan motivasi dan semangat.

Lampiran I

Manajemen dan

Kepemimpinan Sekolah

參考文獻

相關文件

Jawaban 1: Majikan harus membeli produk asuransi komersial bagi pekerja migran sebelum kedatangan pekerja migran, dan majikan dari sektor industri (termasuk

Saya mengerti dan jelas bahwa pengurusan Proses Direct Hiring tidak boleh melalui agency, apabila ada melalui agency adalah pelanggaran Peraturan Ketenagakerjaan

Such a simple energy functional can be used to derive the Poisson-Nernst-Planck equations with steric effects (PNP-steric equations), a new mathematical model for the LJ interaction

Among Lewis structures having similar distributions of formal charges, the most plausible structure is the one in which negative formal charges are placed on the more

Wang (2006), Solving pseudomonotone variational inequalities and pseudoconvex optimization problems using the projection neural network, IEEE Trans- actions on Neural Networks,

FUNCTION ODD_par8 (DI: STD_LOGIC_VECTOR(7 DOWNTO 0) ) RETURN STD_LOGIC;. FUNCTION ODD_par81 (DI: BIT_VECTOR(7 DOWNTO 0))

We showed that the BCDM is a unifying model in that conceptual instances could be mapped into instances of five existing bitemporal representational data models: a first normal

The Hull-White Model: Calibration with Irregular Trinomial Trees (concluded).. • Recall that the algorithm figured out θ(t i ) that matches the spot rate r(0, t i+2 ) in order